Seperti yang saya katakan tadi, sering kali saya mencoba untuk berubah, sangat sering samapai-sampai saya hampir saja berhenti di tengah jalan. Lingkungan disekitar saya bisa dibilang kurang mendukung, berhubung saya tinggal di golongan masyarakat yang bisa tergolong egosentris (mohon maaf sebesar-besarnya, bukan maksud mau mencela). Hanya ada orang tua dan sahabat-sahabat sejatiku yang biasanya menanam benih-benih berupa nasihat berguna untuk saya. Tetapi, kelihatannya, benih-benih tersebut belum lah tumbuh (menjadi sebua karakter yang membanggakan); saya masih saja dibutakan dengan ke-egoisan diri.
Sejak dulu saya selalu menunggu, saat-saat, dimana saya bisa membrantas kebutaan diri saya dari penyakit egois ini, saat-saat dimana saya bisa keluar dari boks yang selama 11 tahun ini mengurung saya bersama dengan sifat egois ini.
Teman-teman, jangan kira saya membual soal hal ini, selama ini sudah ada lebih dari satu orang yang menilai saya egois, mlai dai teman saya sampai orang tua saya, dan saya benar-benar menyesal soal itu. Lebih dari satu orang saya anggap rekor yang memalukan untuk perkara ini. Percayalah, komentar-komentar mereka membekas dihati sampai sekarang pun. Ingin rasanya suatu saat nanti, saya bisa menunjukan kalau saya bisa berubah, bisa membebaskan diri dari belenggu ke-egoisan ini.
Sekarang, saya hanya bisa bercermin dan terus mengoreksi diri , karena saya tau, suatu saat nanti saya pasti akan bisa berubah,,,,
No comments:
Post a Comment